EmosiEmosiEmosiEmosiEmosiEmosiEmosiEmosiEmosiEmosiEmosiEmosiEmosiEmosiEmosiEmosiEmosiEmosiEmosiEmosiEmosiBlogger Tips and TricksLatest Tips For BloggersBlogger Tricks

Sunday, 20 September 2015

Pengertian Emosi dan Emosional

Filed under: Uncategorized — lp2mku @ 17:19
Pengertian Emosi / Definisi Emosi
Istilah emosi menurut Daniel Goleman (1995), seorang pakar kecerdasan emosional, yang diambil dari Oxford English Dictionary memaknai emosi sebagai setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat dan meluap-luap. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa emosi merujuk kepada suatu perasaan dan pikiran-pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis, dan serangkaian kecendrungan untuk bertindak.
Menurut Chaplin (1989) dalam Dictionary of psychology, emosi adalah sebagai suatu keadaan yang terangsang dari organisme mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam sifatnya dari perubahan perilaku. Chaplin (1989) membedakan emosi dengan perasaan, parasaan (feelings) adalah pengalaman disadari yang diaktifkan baik oleh perangsang eksternal maupun oleh bermacam-macam keadaan jasmaniah.
Menurut Crow & Crow (1958), emosi adalah “an emotion, is an affective experience that accompanies generalized inner adjustment and mental and physiological stirredup states in the individual, and that shows it self in his evert behaviour”. Jadi, emosi adalah warna afektif yang kuat dan ditandai oleh perubahan-perubahan fisik.
Menurut Hurlock (1990), individu yang dikatakan matang emosinya yaitu:
a. Dapat melakukan kontrol diri yang bisa diterima secara sosial. Individu yang emosinya matang mampu mengontrol ekspresi emosi yang tidak dapat diterima secara sosial atau membebaskan diri dari energi fisik dan mental yang tertahan dengan cara yang dapat diterima secara sosial.
b. Pemahaman diri. Individu yang matang, belajar memahami seberapa banyak kontrol yang dibutuhkannya untuk memuaskan kebutuhannya dan sesuai dengan harapan masyarakat
c. Menggunakan kemampuan kritis mental. Individu yang matang berusaha menilai situasi secara kritis sebelum meresponnya, kemudian memutuskan bagaimana cara bereaksi terhadap situasi tersebut.
Kematangan emosi Wolman ( dalam Puspitasari, 2002) dapat didefinisikan sebagai kondisi yang ditandai oleh perkembangan emosi dan pemunculan perilaku yang tepat sesuai dengan usia dewasa dari pada bertingkahlaku seperti anak-anak. Semakin bertambah usia individu diharapkan dapat melihat segala sesuatunya secara obyektif, mampu membedakan perasaan dan kenyataan, serta bertindak atas dasar fakta dari pada perasaan.
Menurut Kartono (1988) kematangan emosi sebagai kedewasaan dari segi emosional dalam artian individu tidak lagi terombang ambing oleh motif kekanak- kanakan. Chaplin (2001) menambahkan emosional maturity adalah suatu keadaan atau kondisi mencapai tingkat kedewasaan dari perkembangan emosi dan karena itu pribadi yang bersangkutan tidak lagi menampilkan pola emosional yang tidak pantas.
Menurut Smith (1995) mendefinisikan kematangan emosi menghubungkan dengan karakteristik orang yang berkepribadian matang. Orang yang demikian mampu mengekspresikan rasa cinta dan takutnya secara cepat dan spontan. Sedangkan pribadi yang tidak matang memiliki kebiasaan menghambat perasaan- perasaannya. Sehingga dapat dikatakan pribadi yang matang dapat mengarahkan energi emosi ke aktivitas-aktivitas yang sifatnya kreatif dan produktif.
Senada dengan pendapat di atas Covey ( dalam Puspitasari, 2002) mengemukakan bahwa kematangan emosi adalah kemampuan untuk mengekspresikan perasaan yang ada dalam diri secara yakin dan berani, diimbangi dengan pertimbangan-pertimbangan akan perasaan dan keyakinan individu lain.
Menurut pandangan Skinner (1977) esensi kematangan emosi melibatkan kontrol emosi yang berarti bahwa seseorang mampu memelihara perasaannya, dapat meredam emosinya, meredam balas dendam dalam kegelisahannya, tidak dapat mengubah moodnya, tidak mudah berubah pendirian. Kematangan emosi juga dapat dikatakan sebagai proses belajar untuk mengembangkan cinta secara sempurna dan luas dimana hal itu menjadikan reaksi pilihan individu sehingga secara otomatis dapat mengubah emosi-emosi yang ada dalam diri manusia (Hwarmstrong, 2005).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa emosi adalah suatu respons terhadap suatu perangsang yang menyebabkan perubahan fisiologis disertai perasaan yang kuat dan biasanya mengandung kemungkinan untuk meletus.
Mengenali jenis – jenis emosi
Kita seringkali mendengar kata – kata emosi namun terkadang kita sulit mengartikan arti kata tersebut. Bentuk emosi yang muncul kerap di rasakan atas sikap yang ditampilkan atas dasar suasana perasaan saat itu. Alangkah baiknya sebelum kita mengenal beberapa contoh emosi yang sering kita rasakan menurut Daniel goleman dalam bukunya yang berjudul kecerdasan emosional, emosi terbagi menjadi :
– Amarah, seperti mengamuk, bengis, benci, jengkel, kesal hati rasa. terganggu,
seperti rasa pahit tersinggung merasa hebat dsb.
– Kesedihan, seperti pedih, sedih, asa, kalau, depresi berat.
– Rasa takut , seperti cemas, takut, gugup, khawatir, waspada, tidak
senang,tidak tenang, was was, fobia, dan panik.
– Kenikmatan, sepertibahagia, gembira, riangan , puas, terhibur, bangga, takjub,
senang sekali, dsb.

Tajuk 5: Inovasi Dan Perubahan Dalam Pendidikan




















Tajuk 4: Tekanan Emosi Dalam Kalangan Guru

TAJUK 4: TEKANAN EMOSI DALAM KALANGAN GURU


4.3 STRES
4.3.1 Konsep Stres

Stres adalah satu penyakit yang sering dikaitkan dengan kesihatan mental dan kerap menyerang masyarakat pada masa kini. Dari sudut bahasa stres membawa maksud tekanan di mana tekanan ini adalah fitrah kehidupan (Harunsani,2004 dalam Mohd Taib dan Hamdan 2006). Menurut Mohd Salleh (1994) stres adalah reaksi fizikal dan mental seseorang akibat sesuatu situasi yang menyebabkan ketidakselesaan dalam hidup. Ketidakselesaan ini boleh memberi dua kesan berbeza kepada individu iaitu sama ada kesan positif atau negatif. Stres pada kadar rendah adalah positif kerana ia boleh menggerakkan individu untuk mencapai apa yang ingin dicapai. Sebaliknya stres pada kadar tinggi boleh mendatangkan kemudaratan seperti kemerosotan kesihatan atau perhubungan.


Di Malaysia masalah stres dalam kalangan guru memang hebat dibincangkan dan banyak kajian yang telah dijalankan untuk mengkaji aspek ini. Mengikut Kyriacou (2000) stres guru ialah pengalaman guru terhadap emosi yang tidak diingini seperti tekanan, kekecewaan, kebimbangan, kemarahan dan kemurungan akibat daripada tugasnya sebagai seorang guru. Bebanan tugas guru dan perubahan yang berlaku dalam sistem pendidikan adalah antara faktor yang menyumbang kepada masalah stres dalam kalangan guru.


4.3.2 Jenis-Jenis Stres
Mengikut Cockburn (1996) terdapat lima jenis stres yang dialami oleh guru iaitu;

·                     Stres ‘here and now’

Stres ‘here and now’ didefinisikan sebagai stres yang wujud pada sesuatu masa atau ketika. Contohnya; ketika peperiksaan, pertengkaran atau ketika berlaku kemalangan.

·                     Stres ‘anticipation’

Stres ‘anticipation’ merujuk kepada situasi di mana guru bertindak balas terhadap sesuatu perkara yang dijangkakan. Contohnya; apabila guru baharu dilantik untuk menjadi guru kelas dan terpaksa berjumpa dengan ibubapa dalam perjumpaan PIBG. Sebagai guru baharu yang tiada berpengalaman, situasi ini boleh menimbulkan perasaan stres ‘anticipation’.

·                     Stres imaginatif

Stres imaginatif wujud apabila individu akan berimaginasi tentang sesuatu yang menakutkan atau negatif. Sebagai contoh; anda tinggal bersendirian di rumah dan anda mendengar pelbagai bunyi di luar. Secara tidak langsung anda akan mula mengandaikan bahawa terdapat pencuri di luar yang sedang mencuba untuk menceroboh rumah anda.

·                     Stres Reaktif

Stres reaktif ialah stres yang wujud akibat daripada peristiwa atau pengalaman lampau. Ia berlaku secara semulajadi. Contohnya ialah apabila seseorang individu baharu sahaja kehilangan orang yang disayangi. Proses mengimbas semula pengalaman lampau ini akan menyebabkan stres reaktif berlaku.

·                     Stres Negatif

Stres negatif ialah sesuatu yang memuncak dalam tempoh masa sama ada hari, minggu, bulan atau tahun. Ia boleh disebabkan satu punca sahaja seperti masalah kewangan atau rumah tangga.

4.3.3 Punca-Punca Stres
Menurut Faizah dan Mazlan (2010), Punca stres kehidupan merangkumi lapan faktor iaitu :
Gaya Hidup

·                     Disiplin pemakan yang tidak sihat.
·                     Gemar berbelanja menggunakan kad kredit walaupun ada kalanya barangan yang dibeli tidak diperlukan.
·                     Tidak dapat membezakan antara waktu bekerja dengan waktu berehat bersama –sama keluarga.
·                     Kurang melakukan senaman bagi menjaga kesihatan diri.
·                     Tidak dapat menyusun ritma tidur yang sistematik.

Kewangan

·                     Mempunyai masalah disiplin kewangan yang teruk.
·                     Sifat individu yang tidak pernah merancang sebelum berbelanja.
·                     Gaji yang tidak mencukupi untuk menampung kehidupan peribadi dan keluarga.
·                     Perancangan kewangan yang buruk.
·                     Kerap terganggu dengan masalah kewangan.

Personaliti.

·                     Sukar untuk melahirkan perasaan gembira.
·                     Tabiat terlalu banyak bercakap daripada mendengar.
·                     Kerap tergesa-gesa untuk menyiapkan sesuatu kerja.
·                     Kerap mengambil keputusan tanpa berfikir secara rasional.
·                     Mudah marah walaupun terhadap perkara-perkara yang remeh dan kecil.

Spiritual.

·                     Tidak redha terhadap apa yang telah berlaku ke atas diri sendiri.
·                     Mudah menyalahkan orang lain.
·                     Sukar untuk berasa tenang apabila menghadapi sesuatu masalah atau dugaan hidup.
·                     Sukar menjalinkan hubungan persahabatan.
·                     Kurang bersabar dalam menghadapi sesuatu keadaan terutamanya yang melibatkan perkara-perkara yang sukar.

Peristiwa Hidup

·                     Berasa diri tidak berguna. Keadaan ini berlaku akibat sikap yang terlalu melihat kelemahan diri dan aspek negatif berbanding aspek yang positif.
·                     Seseorang yang mempunyai kenangan pahit yang sentiasa membelenggu kehidupan.
·                     Berasa Tuhan tidak adil terhadap dirinya.
·                     Kerap berasa kesunyian. Keadaan ini telah membuatkan individu itu merasa bosan dan stres.
·                     Masalah sejarah perpisahan yang telah membuatkan diri merana dan sentiasa mengalami stres.

Persekitaran

·                     Berasa lemas dan sesak kerana terlalu ramai anggota keluarga tinggal bersama-sama di dalam sebuah rumah.
·                     Mempunyai masalah dengan jiran.
·                     Individu yang berasa bilik tidur tidak selesa dan tidak sesuai untuk dijadikan tempat berehat.
·                     Mempunyai masalah dengan suasana kehidupan keluarga yang bising dan menyebabkan fikiran seseorang kusut.
·                     Berasa tempat tinggal sekarang terlalu sesak dan tidak selesa.

Perhubungan

·                     Mempunyai masalah untuk berkomunikasi dengan rakan sekerja.
·                     Berasa rakan-rakan sukar untuk mendengar luahan perasaan yang hendak dikongsi.
·                     Mempunyai masalah sukar berasa gembira apabila bersama rakan.
·                     Berasa orang yang rapat dengan anda sukar untuk memahami diri anda.
·                     Mempunyai sikap tidak selesa apabila bergaul dengan masyarakat setempat.

Pekerjaan

·                     Mempunyai sikap suka melambat-lambatkan kerja.
·                     Mempunyai masalah dengan kawalan pelajar semasa mengajar.
·                     Berasa jadual waktu mengajar yang diberikan kepadanya adalah membebankan.
·                     Berasa kurang dihargai oleh pihak sekolah.
·                     Seseorang yang beranggapan bahawa dasar pelajaran membebankan dan terlalu banyak perubahan dilakukan.

4.3.4 Tanda-Tanda Stres

Psikologikal
Ciri-ciri Psikologikal

·                     Mudah berasa bimbang, tertekan, keliru dan mudah meradang.
·                     Timbulnya perasaan kecewa, marah dan kebencian.
·                     Emosi terlalu sensitif dan sangat pasif.
·                     Memendam perasaan, menarik diri dan kemurungan.
·                     Kurangnya komunikasi yang berkesan.
·                     Timbulnya perasaan tidak mahu bergaul dan suka mengasingkan diri.
·                     Rasa bosan dan tiada kepuasan kerja.
·                     Keletihan pada mental, penurunan fungsi intelektual dan kehilangan tumpuan.
·                     Kehilangan sifat spontaneity dan kreativiti.
·                     Menurunya rasa harga diri.


Tingkah laku
Ciri-ciri Tanda Tingkah Laku

·                     Suka melengah-lengahkan kerja, mengelak bekerja dan suka ponteng kerja.
·                     Menurunnya prestasi dan produktiviti kerja.
·                     Meningkatnya penggunaan alkohol, penyalahgunaan dadah dan bahan-bahan terlarang.
·                     Kerap menunjukkan tingkah laku sabotaj dalam pekerjaan.
·                     Tabiat makan yang melampau dan peningkatan berat badan.
·                     Tingkah laku makan yang tidak normal sebagai bentuk penarikan diri dan kehilangan berat badan dengan tiba-tiba dan kemungkinan hal berkombinasi dengan tanda-tanda kemurungan.
·                     Meningkatnya tingkah laku berisiko tinggi, termasuk cuai dalam memandu dan berjudi.
·                     Meningkatnya tingkah laku agresif, vandalisme dan jenayah.
·                     Menurunya kualiti hubungan dengan keluarga dan rakan.
·                     Membunuh diri atau cuba membunuh diri.


Tanda Fizikal
Ciri-ciri Tanda Fizikal

·                     Meningkatnya denyutan jantung, tekanan darah dan kecenderungan mengalami penyakit kardiovaskular.
·                     Meningkatnya rembesan hormon stres (contohnya, adrenaline dan nonadrenaline)
·                     Mengalami masalah gangguan gastrointestinal termasuklah irritable bowel syndrome, radang dinding usus besar dan ulser.
·                     Meningkatnya kecederaan dan kemalangan pada tubuh badan
·                     Keletihan fizikal dan berkemungkinan mengalami sindrom keletihan yang kronik.
·                     Gangguan pernafasan, termasuklah gangguan keseluruhan bahagiannya.
·                     Gangguan pada kulit.
·                     Sakit kepala, sakit pada bahagian bawah punggung dan ketegangan otot.
·                     Rosaknya fungsi imunisasi badan, termasuklah mempunyai risiko tinggi untuk menghidapi kanser.


Rumusan
Stres boleh menjejaskan banyak aspek kehidupan individu. Bagi mengelakkan stres individu itu perlu mengenal pasti situasi yang menimbulkan stres dan bagaimana individu itu boleh mengendalikannya. Lebih banyak seseorang itu memahami tentang dirinya, maka pengendaliannya akan lebih baik.

Tajuk 3: Tekanan Emosi Dalam Kalangan Murid






Peta Buih: Tanda-tanda Gangguan Emosi Dalam Kalangan Murid


Peta Dakap: Punca-punca Gangguan Emosi Dalam Kalangan Murid


Peta Buih Berganda: Punca-punca Gangguan Emosi Dalam Kalangan Murid


Peta Alir : Langkah-langkah Mengatasi Gangguan Emosi Murid


Saturday, 22 August 2015

Peta i Think:  Gangguan Emosi Dalam Kalangan Murid





k:  Gangguan Emosi Dalam Kalangan Murid

TEKANAN EMOSI DALAM KALANGAN MURID


Gangguan Emosi dalam kalangan murid
Gangguan emosi merupakan satu situasi yang menunjukkan seseorang individu mengalami konflik dalaman yang sukar untuk diatasi olehnya. Kamus dewan bahasa dan pustaka telah memberi maksud gangguan emosi adalah akibat konflik yang tidak dapat diselesaikan dan dicirikan dengan keresahan sama ada melalui pertuturan atau perlakuan tertentu.
Konflik atau gangguan dalaman akan memberi kesan ke atas tingkah laku seseorang. Gangguan emosi berlaku apabila situasi atau masalah yang dihadapi melebihi kebolehan seseorang untuk mengatasinya. Gangguan emosi boleh dialami oleh sesiapa sahaja termasuk kanak-kanak terutama murid-murid di sekolah.

Tanda-tanda gangguan emosi dalam kalangan muridWenesda, 

4 March 2015
Gangguan emosi yang tidak dapat diatasi akan membawa kepada gangguan pemikiran, pelbagai perubahan tingkah laku seperti ketakutan, kebimbangan dan kemurungan. Murid yang menghadapi gangguan emosi dapat dikenalpasti melalui beberapa tanda.
Di antara tanda-tanda gangguan emosi dalam kalangan murid-murid adalah:
  • Kurang selera makan
  • Loya tekak dan sering muntah
  • Suka menyendiri / mengasing diri
  • Sering sakit perut/ sakit kepala
  • Kemurungan
  • Kelihatan sedih/ kecewa
  • Kurang keyakinan diri
  • Kerap menangis tanpa sebab
  • Kencing malam
  • Suka menggigit kuku
  • Cepat marah
  • Bertindak agresif/ impulsif
  • Ketakutan dan kebimbangan yang melampau
  • Kelihatan lesu/ letih dan sering mengantuk
  • Kerap diserang penyakit
  • Bertingkah laku ganjil

Punca Gangguan emosi

Terdapat banyak punca yang menyebabkan gangguan emosi dalam kalangan murid di sekolah. Punca-punca gangguan emosi murid boleh dikategorikan kepada faktor kekeluargaan, faktor rakan sebaya, , faktor guru, faktor sekolah dan faktor persekitaran masyarakat.
Terri mouro (2004) menyatakan faktor persekitaran sekolah, perstiwa dalam keluarga, pengaruh rakan sebaya dan lain-lain lagi.

 Faktor Kekeluargaan

- Keadaan keluarga yang kucar kacir, pertengkaran dan perceraian kedua ibu bapa
- Status ekonomi keluarga yang tidak stabil serta masalah kewangan
- hubungan ahli keluarga tidak rapat, sering berlaku pergaduhan antara adik beradik
- kurang perhatian, penghargaan dan kasih sayang daripada ibubapa
- penderaan oleh ibu bapa atau penjaga
- sikap ibu bapa yang pilih kasih

Faktor rakan sebaya
- rakan sebaya yang agresif dan sering bergaduh
- ejekan dan penghinaan daripada rakan sebaya
- ugutan dan buli rakan sebaya
- rakan sebaya yang suka menunjuk
- disingkir dan tidak diterima oleh rakan sebaya

 Faktor Guru
- guru yang mengamalkan pilih kasih /diskriminasi
- gaya dan kaedah pengajaran yang kurang sesuai
- kemahiran komunikasi guru
- guru yang kasar dan agresif
- Hubungan guru murid yang kurang mesra
- kepimpinan guru yang autokratik

 Faktor sekolah
- suasana dan persekitaran sekolah tidak kondusif
- kurang kemudahan infrustruktur sekolah
- sikap pentadbir sekolah
- budaya sekolah yang hanya mementingkan kecemerlangan akdemik
- peraturan dan disiplin sekolah yang terlalu ketat

Faktor persekitaran
- ahli masyarakat yang materialistik
- hasad dengki dan prasangka ahli masyarakat
- kurang persefahaman dalam kalangan ahli masyarakat
- diskriminasi dalam masyarakat

Langkah-langkah bagi mengatasi gangguan emosi murid
Gangguan emosi dalam kalangan murid tidak seharusnya dipandang ringan oleh guru dan ibu bapa. Guru yang profesional dan bertanggungjawab seharusnya prihatin dan sensitif dengan perubahan
diri murid yang mengalami gangguan emosi. Seterusnya guru perlumengambil tindakan yang sewajarnya untuk membantu murid bagi mengatasi gangguan emosi tersebut.

Di antara langkah-langkah yang boleh dilaksanakan adalah:
  • Berbincang secara peribadi dengan murid tersebut untuk mengenalpasti punca gangguan emosi
  • Memberi perhatian dan penghargaan yang sesuai kepadanya
  • Memberi motivasi, dorongan dan sokongan yang positif untuk meningkatkan keyakinan diri dan konsep kendiri
  • Merujuk murid tersebut kepada kaunselor sekolah
  • Berbincang dengan ibu bapa atau penjaga
  • Kepimpinan guru dan pentadbir yang demokratik
  • Strategi dan kaedah pengajaran guru yang pelbagai dapat memenuhi kehendak dan keperluan murid
  • Mewujudkan persekitaran pembelajaran yang kondusif